GAYA KERJA
KEPEMIMPINAN
DAN NEGOSIASI DALAM ORGANISASI *)
A.
GAYA KERJA
Latar Belakang
Dalam manajemen organisasi dan
kepemimpinan kita selalu akan dihadapkan dengan berbagai tipe gaya kerja yang ditampilkan seorang pemimpin
dalam menghadapi orang lain. Gaya
kerja tersebut terutama akan ditampilkan oleh seseorang ketika dia melakukan
negosiasi dengan pihak lain dalam membicarakan sesuatu.
Dengan
demikian, pemahaman dan penguasaan mengenai berbagai gaya kerja seorang pemimpin dan strategi
bernegosiasi akan membantu para aktivis organisasi dalam mencapai tujuan dan
dalam melaksanakan program kerjanya.
1.
Menganggap orang lain adalah “pembantu”
untuk menyelesaikan pekerjaan/ kepentingannya.
2.
Menganggap bahwa dirinya adalah
“pembantu” orang lain untuk mencapai kepentingan orang lain itu.
________________
3.
Menganggap bahwa dirinya dan orang lain
adalah pribadi yang berdiri sendiri yang tidak saling tergantung satu terhadap
lainnya.
4.
Menganggap bahwa dirinya dan orang
lain itu bersama-sama harus memikirkan
kepentingan pihak lain dengan memperhatikan peraturan atau hukum yang berlaku.
5.
Menganggap bahwa dirinya dan orang lain
itu adalah mitra kerja yang saling memiliki kepentingan yang tergantung satu
dengan lainnya, dan karenanya dirinya harus dapat bekerja sama dengan pihak
lain.
Pengertian Gaya Kerja
(1) Gaya kerja
bukanlah tingkah laku tertentu, melainkan kesatuan tingkah laku yang mempunyai
pola.
Dua
orang yang gaya
kerjanya berbeda, bisa saja suatu saat menampilkan tingkah laku yang sama.
Merokok adalah tingkah laku, bukan gaya
kerja.
(2) Tingkah
laku yang bukan merupakan bagian dari interaksi dengan orang lain tidak dapat digolongkan sebagai gaya kerja.
Berdansa dengan mengikuti gaya dan irama tertentu
adalah tingkah laku
yang mempunyai pola, tetapi bukan gaya kerja.
(3) Gaya kerja
bukan tingkah laku itu sendiri tetapi sebuah penyimpulan berdasarkan
persamaan-persamaan yang muncul dalam tingkah laku konkret.
(4) Gaya kerja
bukanlah kepribadian. Gaya
kerja hanya sebagian dari kepribadian seseorang. Kepribadian meliputi seluruh
aspek kehidupan seseorang seperti: intelegensi, bakat, minat, sifat, dan
sebagainya.
Dua orang dengan gaya kerja berbeda dapat memiliki minat yang
sama, atau
dua orang yang berbeda minatnya dapat saja
memiliki gaya
kerja yang sama.
(5) Gaya kerja
bukanlah temperamen.
Temperamen
adalah kecenderungan seseorang untuk memberikan reaksi afektif tertentu.
Temperamen umumnya bersifat tetap; gaya
kerja mungkin berubah.
Dua
orang yang temperamennya sama, pemarah misalnya, dapat berbeda gaya kerjanya.
Elemen-elemen
Gaya Kerja
1.
Mengkomunikasikan gagasan.
2.
Mengkaji gagasan pihak lain.
3.
Menangani keluhan.
4.
Menolak permintaan.
5.
Menyampaikan kritik.
6.
Menyelesaikan konflik.
7.
Mengambil keputusan.
Macam-macam
Tipe Gaya Kerja
1. Gaya Kerja Komandan
Umumnya
merasa benar sendiri; yakin bahwa ia tahu apa yang harus dikerjakan; berusaha
memaksa orang lain mengikuti pendapatnya.
2. Gaya Kerja Pelayan
Memiliki
keinginan yang kuat untuk disenangi orang lain; tidak tahan dimusuhi orang
lain; berasumsi bahwa hubungan baik dengan orang lain selalu akan membawa
keberuntungan; kepentingan pihak lain harus didahulukan.
3. Gaya Kerja Bohemian
Tak
mau merepotkan & tak mau direpotkan orang lain; segan bekerja sama; lebih
senang bekerja sendiri dan bertanggung jawab secara pribadi akan hasil
pekerjaannya.
4. Gaya Kerja Birokrat
Sangat
teliti dan memperhatikan prosedur dan peraturan; berusaha bertindak sesuai
dengan aturan yang berlaku; pada
dasarnya tidak ingin dipersalahkan pada kemudian hari; segala tindakannya
memiliki dasar hukum.
5. Gaya Kerja Manajer
Berpegang
pada slogan: “In a good negotiation,
everybody wins.” Berusaha untuk mencapai yang terbaik bagi semua pihak;
berasumsi bahwa jika semua pihak mendapat keuntungan, maka kepatuhan terhadap
keputusan yang diambil akan kuat; orang akan lebih bergairah dalam mengerjakan
tugasnya.
Perbandingan Ciri-ciri Gaya
Kerja
(1) Dalam Hal Nilai dan Asumsi
KOMANDAN:
“Orang pada umumnya hanya memikirkan
kepentingan pribadi dan kita harus berjuang –jika perlu dengan kekerasan—untuk
memenangkan kepentingan kita.”
Kepentingan kelompok harus didahulukan
daripada kepentingan perorangan.
PELAYAN:
“Hubungan baik akan sangat membantu dalam
menjalankan pekerjaan yang melibatkan orang lain. Kita harus menjaga perasaan
orang lain.”
Jika orang tidak senang kepada kita,
pekerjaan kita akan banyak terhambat.
BOHEMIAN:
“Tanpa saya dunia akan tetap berputar.
Tidak ada gunanya repot-repot memikirkan kepentingan orang lain, mereka toh
juga tidak memikirkan kepentingan saya.”
Kepentingan perorangan harus didahulukan
daripada kepentingan kelompok.
BIROKRAT:
“Peraturan akan mengamankan segalanya,
yang penting ikuti peraturan yang ada. Pada dasarnya orang mau mengikuti
peraturan jika kita juga berpegang pada peraturan.”
Yang paling penting dalam bekerja adalah
memenuhi tanggung jawab kita sesuai dengan peraturan yang berlaku.
MANAJER:
“Menenuhi kepentingan orang lain belum
tentu merugikan kepentingan kita sendiri. Yang penting berusaha mencapai yang
terbaik untuk semua pihak.”
Usulan orang lain terkadang lebih baik
daripada pendapat kita; karena itu ada baiknya memperhatikan usulan orang lain.
(2) Dalam Mengambil Keputusan
KOMANDAN:
Mengambil keputusan yang dianggapnya terbaik
tanpa peduli ada pihak lain yang tidak setuju dengan keputusannya. Berusaha
menggunakan wewenang untuk memaksakan pendiriannya.
PELAYAN:
Jarang mau secara tegas mengambil keputusan yang ditentang oleh pihak
lain. Dalam situasi perundingan yang dihadiri banyak orang, lebih suka jika
keputusan diambil dengan pemungutan suara terbanyak.
BOHEMIAN:
Mengambil keputusan yang tidak merugikan
kepentingannya, dan tidak tidak terlalu peduli apakah keputusannya disetujui
atau tidak disetujui oleh pihak lain.
BIROKRAT:
Jika merasa berwenang mengambil keputusan,
maka ia cukup berani mengambil keputusan walaupun ada yang menentang. Putusan
yang diambil berdasarkan peraturan yang berlaku.
MANAJER:
Berusaha mengambil keputusan yang
disepakati oleh semua pihak; berusaha menjelaskan akibat dari keputusan yang
akan diambil; selalu mempertimbangkan berbagai alterbataif sebelum mengambil
kesimpulan; mengontrol lebih jauh apakah pihak lain merasa puas dengan
keputusan yang akan diambil.
B. NEGOSIASI
Pengertian Negosiasi
(1)
Proses yang melibatkan upaya seseorang
untuk mengubah (atau tak mengubah) sikap dan perilaku orang lain.
(2)
Proses untuk mencapai kesepakatan yang
menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak tertentu dengan sikap,
sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu dengan yang lain.
Pola Perilaku dalam Negosiasi:
(1)
Moving
against (pushing): menjelaskan, menghakimi, menantang,
tak menyetujui, menunjukkan kelemahan pihak lain.
(2)
Moving
with (pulling): memperhatikan, mengajukan gagasan, menyetujui, membangkitkan motivasi,
mengembangkan interaksi.
(3)
Moving
away (with drawing): menghindari konfrontasi, menarik
kembali isi pembicaraan, berdiam diri, tak menanggapi pertanyaan.
(4)
Not
moving (letting be): mengamati, memperhatikan, memusatkan
perhatian pada “here and now”,
mengikuti arus, fleksibel, beradaptasi dengan situasi.
Ketrampilan Negosiasi:
(1)
Mampu melakukan empati dan mengambil
kejadian seperti pihak lain mengamatinya.
(2)
Mampu menunjukkan faedah dari usulan
pihak lain sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi bersedia mengubah
pendiriannya.
(3)
Mampu mengatasi stres dan menyesuaikan
diri dengan situasi yang tak pasti dan tuntutan di luar perhitungan.
(4)
Mampu mengungkapkan gagasan sedemikian rupa sehingga pihak
lain akan memahami sepenuhnya gagasan yang diajukan.
(5)
Cepat memahami latar belakang budaya
pihak lain dan berusaha menyesuaikan diri dengan keinginan pihak lain untuk
mengurangi kendala.
Negosiasi dan Hiden Agenda:
Dalam
negosiasi tak tertutup kemungkinan masing-masing pihak memiliki hiden agenda.
Hiden agenda adalah gagasan tersembunyi/ niat terselubung
yang tak diungkapkan (tak eksplisit) tetapi justru hakikatnya merupakan hal
yang sesungguhnya ingin dicapai oleh pihak yang bersangkutan.
Negosiasi dan Gaya Kerja
(1) Cara
bernegosiasi yang dilakukan oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh gaya kerjanya.
(2) Kesuksesan bernegosiasi seseorang
didukung oleh kecermatannya dalam memahami gaya kerja dan latar belakang budaya pihak
lain.
Fungsi Informasi dan Lobi dalam
Negosiasi
(1) Informasi
memegang peran sangat penting. Pihak yang lebih banyak memiliki informasi
biasanya berada dalam posisi yang lebih menguntungkan.
(2) Dampak
dari gagasan yang disepakati dan yang akan ditawarkan sebaiknya dipertimbangkan
lebih dulu.
(3) Jika
proses negosiasi terhambat karena adanya hiden
agenda dari salah satu/ kedua pihak, maka lobying dapat dipilih untuk menggali hiden agenda yang ada sehingga negosiasi dapat berjalan lagi dengan
gagasan yang lebih terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar